Buat yang pernah tahu rasa sakitnya pas asam lambung kambuh, pasti tahu how hurt it is. It has happened to me a couple of times after I got covid, and no, I did not have GERD before then.
Bahkan beberapa hari lalu I was hospitalised because it was hurt too much. Tapi, yang aku rasain sama aja. Entah di-infus, obat suntik, minum obat tidur, yang namanya kambuh ya kambuh. I cannot do anything besides hurting. Ya, sounds dramatic, but that's how I felt.
Aku tidak tahu apakah ini karena covid. Dokter spesialis dalam bilang nggak, sedangkan dokter yang nanganin aku covid bilang ya. Aku cukup shock sih, dengan kondisi fisik-ku yang sekarang, karena aku harus merubah pola makan dengan cukup drastis.
Anyway, aku ngga bermaksud buat nagging di sini. It just that, tadi sehabis aku pulang dari Amstirdam, aku lihat beberapa orang tidur di depan ruko yang sudah tutup— dengan baju dan selimut apa adanya. I can't express how I felt about that.
Se-sakit-sakitnya yang aku rasain, I think I'm still lucky. At least, I can cry at my own bed and I have my warm blanket. I can call my boyfriend, or wake my mom. I have my meds. I can eat good food. But, how about people who have to sleep on the streets. Mungkin itu kenapa God give me this pain, because maybe I can hold it, but not those people.
Yeah, well, setiap orang ada struggle-nya masing-masing.
No comments:
Post a Comment
What do you think?